Jumat, 01 Februari 2013

Kondisi Geografis Indonesia


Kondisi Geografis Indonesia
          Bentang alam wilayah Indonesia sangat beragam. Hamparan hutan dan sawah yang menghijau bak untaian zamrud khatulistiwa. Indonesia kaya pula akan keragaman suku bangsa, budaya, dan adat istiadat. Indonesia memiliki keunikan tarian, senjata tradisional, pakaian daerah, dan makanan yang khas.
          Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di daratan maupun di dasar laut. Selain keragaman bentuk muka bumi, Indonesia juga diperkaya dari letak geografis maupun letak astronomis. Letak astronomis berpengaruh terhadap iklim, sementara letak geografis berpengaruh terhadap keadaan alam maupun penduduknya. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan segala aktivitas manusianya. Atau dalam kata lain bahwa kondisi sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya. Karena itu kajian/pembahasan geografi adalah mengkaji/membahas saling hubungan antara unsur fisik dan unsur sosial di permukaan bumi.
1.     Letak Indonesia
          Indonesia dikenal dengan sebutan negara kepulauan karena Indonesia memiliki jumlah pulau paling banyak di dunia. Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), pada 2004 jumlah pulau di Indonesia adalah sebanyak 17.504 pulau. Pulau yang tidak berpenghuni sebanyak 6.000 pulau. Indonesia terdiri atas 5 pulau besar, yaitu Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Jika perairan antara pulau-pulau tersebut digabungkan, luas Indonesia adalah 1,9 juta mil2.
          Pada 2002, Indonesia kehilangan 2 pulau, yaitu pulau Sipadan dan Lagitan di Kalimantan Timur. Kedua pulau tersebut lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sekarang telah menjadi bagian dari Negara tetangga Indonesia, yaitu Malaysia. Keputusan tersebut berdasarkan hasil sidang Mahkamah International di Den Haag, Belanda. Letak Indonesia dapat ditentukan berdasarkan letak astronomis dan letak gografis yang berpengaruh terhadap kondisi geografis dan pengaruh penduduk.
a.    Letak Astronomis
          Letak astronomis adalah letak suatu wilayah di muka bumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal (imajiner) atau garis khatulistiwa (00) yang melintang di permukaan bumi dari barat ke timur. Garis lintang terbagi menjadi dua, yaitu Lintang Utara (LU) dan Lintang Selatan (LS). Sementara garis bujur adalah garis khayal (imajiner) yang membujur dari kutub utara sampai kutub selatan. Garis bujur terbagi menjadi dua, yaitu Bujur Barat (BB) dan Bujur Timur (BT). Garis bujur barat terletak di sebelah barat garis bujur 00 yang terletak di kota Greenwich (London, Inggris). Adapun garis bujur timur terletak di sebelah timur Kota Greenwich.
          Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia berada di antara 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141° BT. Wilayah Indonesia paling utara adalah Pulau We di Nanggroe Aceh Darussalam yang berada di 6° LU. Wilayah Indonesia paling selatan adalah Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur yang berada pada 11° LS. Wilayah Indonesia paling barat adalah ujung utara Pulau Sumatera yang berada pada 95° BT dan wilayah Indonesia paling Timur di Kota Merauke yang berada pada 141° BT.

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:
1)   Wilayah Indonesia terletak di sekitar khatulistiwa atau secara keseluruhan terletak di daerah lintasan timur dan berada di daerah tropis. Indonesia mempunyai panjang bujur 46° (sama dengan 118 kelili bumi) dan lebar lintang 17°. Garis lintang dipergunakan untuk membagi wilayah iklim di bumi yang disebut iklim matahari. Berdasarkan letak lintang, Indonesia beriklim tropis dengan ciri-ciri sebagai berikut:
·         Memiliki curah hujan tinggi.
·         Memiliki hujan hutan tropis yang luas dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
·         Menerima penyinaran matahari sepanjang tahun.
·         Banyak terjadi penguapan sehingga kelembapan udara cukup tinggi.
2)     Wilayah Indonesia dibagi dalam tiga daerah waktu, dengan selisih waktu masing-masing 1 jam. Ketiga daerah waktu tersebut antara lain:
·         Waktu Indonesia Barat (WIB), meliputi daerah Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Pusat meridiannya adalah 105° BT dan selisih waktu 7 jam lebih awal dari Greenwich Mean Time (GMT).
·         Waktu Indonesia Tengah (WITA), meliputi Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Waktu Indonesia Tengah memiliki selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT.
·         Waktu Indonesia Timur (WIT), meliputi Kepualuan Maluku, Papua, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Waktu Indonesia bagian timur memiliki selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT.
Pengaruh Letak Astronomis di Dunia:
          Letak astronomis di dunia berpengaruh terhadap perbedaan iklim disetiap wilayah. Perbedaan iklim ini dibatasi oleh garis lintang. Seperti gambar di bawah ini, Indonesia berada di antara 6° LU – 11° LS dan dilalui oleh garis khatulistiwa, maka Indonesia memiliki iklim tropis.
b.      Letak Geografis
          Letak geografis adalah letak suatu wilayah atau daerah dilihat dari daerah-daerah lain di sekitarnya. Letak geografis disebut juga letak relatif, disebut relatif karena posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan, benua dan samudra. Menurut letak geografisnya Indonesia terletak di antara dua benua, yakni Asia dan Australia, dan di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Agar semakin jelas dimana letak geografis Indonesia .
          Letak geografis Indonesia yang diapit dua benua dan berada di antara dua samudra berpengaruh besar terhadap keadaan alam maupun kehidupan penduduk. Letak ini juga disebut/dikenal sebagai posisi silang (cross position). Letak geografis ini sangat strategis untuk negara Indonesia, sebab tidak hanya kondisi alam yang mempengaruhi kehidupan penduduk Indonesia, tetapi juga lintas benua dan samudera ini berpengaruh terhadap kebudayaan yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing, yakni dalam bidang seni, bahasa, peradaban, dan agama dengan keanekaragaman suku-bangsa yang kita miliki. Selain kebudayaan, Indonesia juga mendapatkan keuntungan ekonomis, seperti: pertama, kerjasama antar negara-negara berkembang sehingga memiliki mitra kerjasama yang terjalin dalam organisasi, seperti ASEAN (Association of Southeast Asian Nations/Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara) kedua, seperti terlihat pada gambar di atas dapat diketahui Indonesia sebagai inti jalur perdagangan dan pelayaran lalu lintas dunia, jalur transportasi negara-negara lain, sehingga menunjang perdagangan di Indonesia cukup ramai dan sebagai sumber devisa negara.
          Diketahui secara geografis wilayah Indonesia sangat luas, maka negara kita dikenal sebagai Negara Kepualauan atau Negara Maritim. Ini terbukti dari luas wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari pulau-pulau, dengan memiliki ± 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2. Dengan wilayah Indonesia yang begitu luasnya, maka memiliki keuntungan-keuntungan, sebagai berikut: a) mempermudah hubungan dengan negara lain, ikatan dagang; b) saling menjalin kerja sama; b) lalu lintas perdagangan damai dan lancar; c) persaingan yang menguntungkan; dan d) sumber daya kelautan yang berlimpah.
          Letak geografis Indonesia ternyata tidak selalu membawa keuntungan, tetapi juga dapat mengakibatkan kerugian, misalnya: pada tatanan kehidupan sosial, masyarakat Indonesia dapat terpengaruh oleh budaya luar yang diserap tanpa adanya proses penyaringan (selektif) terhadap budaya yang negatif, sehingga akan menumbuhkan dampak sosial yang kurang baik. Budaya negatif yang diserap tanpa proses selektif dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia, seperti: gaya hidup kebarat-baratan, sifat individualisme, dan cara pandang yang terlampau luas. Budaya negatif ini dapat mengakibatkan rasa hormat menghormati dan sopan santun antar sesama luntur, budaya lokal kurang dipertahankan atau mulai ditinggalkan.
2.    Hubungan Letak Geografis dengan Perubahan Musim di Indonesia
          Indonesia berada diantara 6° LU – 11° LS dan merupakan daerah tropis dengan dua musim, yakni musim kemarau dan penghujan yang bergantian setiap enam bulan sekali. Terjadinya perubahan musim ini disebabkan antara lain:
1.    Peredaran semu matahari tahunan
          Peredaran semu tahunan matahari merupakan peredaran matahari pada bidang ekliptika dalam jangka waktu satu tahun. Bidang ekliptika adalah lingkaran yang ditempuh oleh matahari dalam waktu satu tahun. Pergerakan matahari dari khatulistiwa menuju garis lintang balik utara 23½° LU, kembali ke khatulistiwa dan bergeser menuju ke garis lintang bali selatan 23½° LS dan kembali lagi ke khatulistiwa. Setiap hari akan terjadi pergeseran dari letak terbit/terbenamnya dibandingkan dengan letak yang kemarin. Pergeseran ini disebabkan karena proses perputaran bumi mengelilingi matahari (revolusi), sehingga dapat diketahui bahwa yang berubah adalah posisi bumi terhadap matahari. Akibat dari perputaran bumi yang mengelilingi matahari tersebut, maka mengakibatkan terjadinya pergeseran semu letak terbit/terbenamnya matahari.
2. Terbentuknya angin muson
          Musim di Indonesia terjadi sebagai akibat letak geografis Indonesia di antara dua benua besar. Benua Asia berada di bumi belahan utara, sedangkan Benua Australia berada di belahan bumi selatan yang mengakibatkan tekanan udara yang berada di Asia dan di Australia. Dengan perbedaan tekanan udara tersebut maka terjadilah angin muson. Angin muson adalah angin yang setiap setengah tahun (6 bulan) berganti arah, sehingga di Indonesia terjadi dua musim, yaitu: musim penghujan dan musim kemarau. Di Indonesia terdapat dua angin muson, yaitu:
a) Angin muson barat
          Angin muson barat bertiup pada bulan Oktober – Maret, pada saat kedudukan semu matahari berada di belahan bumi selatan, sehingga penyinaran matahari di Benua Australia lebih tinggi di banding di Benua Asia. Hal ini menyebabkan udara di Benua Australia bertekanan minimum (-) dan di Benua asia bertekanan maksimum (+), sehingga angin yang bertiup dari Asia menuju ke Australia. Pada kondisi seperti Indonesia terjadi musim hujan, karena angin melewati samudera luas (Pasifik) yang banyak membawa uap air. 
b) Angin muson timur
          Angin muson timur bertiup mulai bulan April – September, disaat kedudukan semu matahari berada di belahan bumi utara. Akibatnya tekanan udara di Asia rendah (-) dan tekanan udara di Australia tinggi (+), sehingga angin bertiup dari Australia ke Asia. Angin muson timur melewati gurun yang luas di Australia, sehingga bersifat kering. Oleh karena itu Indonesia saat itu mengalami musim kemarau.
3.   Jenis Tanah di Indonesia
          Tanah atau pedosfer adalah bagian dari kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Ilmu yang mempelajari tentang tanah disebut Pedologi. Tanah dan lahan dalam konsep geografi memiliki perbedaan mendasar. Tanah yang dalam bahasa Inggris disebut soil adalah suatu benda fisik yang berwujud tiga dimensi yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi. Adapun lahan dalam Bahasa Ingrrisnya disebut land adalah lingkungan benda mati (abiotik) dan benda hidup (biotik) yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Tanah berasal dari beragam pelapukan batuan yang dipengaruhi iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Proses embentukan tanah disebut pedogenesis. Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dalam tanah banyak mengandung bermacam-macam bahan organik dan anroganik. Bahan organik berasal dari jasad-jasad makhluk hidup yang telah mati, baik flora, fauna maupun manusia, sedangkan bahan anorganik berasal dari benda-benda mati berupa batuan dan mineral. Ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai proses pembentukan tanah disebut pedogenesa. Jenis-jenis tanah yang terdapat di Indonesia bermacam-macam, antara lain sebagai berikut:    
a.   Tanah Gambut
          Tanah gambut disebut juga tanah organik karena berasal dari bahan organik, seperti dari hutan rawa atau rumput rawa. Tanah gambut memiliki tingkat keasaman (pH) tanah yang sangat tinggi.
b.   Litosol
          Jenis tanah litosol batuan induknya berasal dari batuan beku atau batuan sedimen keras. Jenis tanah ini banyak mengandung pasir, batu, dan kerikil.
c.   Andosol
          Jenis tanah andosol berwarna hitam kelam dan mengandung bahan organic yang tinggi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik.
d.   Aluvial
          Ciri khas tanah aluvial adalah butirannya lepas-lepas. Tanah ini terbentuk dari proses pengendapan di wilayah daratan maupun perairan yang kemudian mengalami proses pelapukan.
e.   Regosol
          Tanah regosol berwarna abu-abu dan banyak mengandung batu dan kerikil yang belum melapuk secara sempurna.Tingkat kesuburan tanah ini adalah sedang.
f.   Podsol
          Tanah podsol banyak mengandung pasir kuarsa, peka terhadap erosi, dan berasal dari batuan induk batuan pasir. Tanah podsol banyak terdapat di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 2.000 mm/ tahun, dan topografi berupa pegunungan.
g.   Latosol
          Tanah latosol berasal dari bahan-bahan material hasil vulkanik. Warnanya coklat, merah, sampai kuning. Penyebarannya di daerah beriklim basah dengan curah hujan lebih dari 3.000 mm/ tahun.
h.   Grumosol
          Batuan dasar yang membentuk tanah ini antara lain abu vulkanik dan tanah liat. Kandungan bahan organiknya rendah dan berwarna kelabu kehitam-hitaman. Tanah grumosol cocok untuk dijadikan lahan pertanian padi, jagung, dan kedelai.

4.   Flora dan Fauna Indonesia
          Curah hujan yang cukup tinggi di daerah tropis mengakibatkan suburnya berbagai jenis tanaman. Oleh karena itu, daerah tropis dikenal sebagai kawasan hutan belukar yang bukan saja menyimpan berbagai potensi kekayaan alam, melainkan juga berperan sebagai paru-paru dunia. Berdasarkan letak astronomis dan letak geografisnya, Indonesia memiliki karakteristik alam yang unik dan beragam sehingga hal tersebut turut memengaruhi terhadap keadaan flora dan fauna di Indonesia. Indonesia dikenal sebagai Negara yang banyak memiliki beragam jenis flora dan fauna.
a.      Flora Indonesia
          Flora dapat diartikan sebagai dunia tumbuh-tumbuhan. Indonesia memiliki beraneka ragam jenis tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar, terutama curah hujan dan suhu udara. Pengaruh suhu udara terhadap habitat tumbuhan di Indonesia telah dikenal dengan klasifikasi Junghuhn, seorang ahli botani asal Jerman yang membagi jenis tumbuhan berdasarkan ketinggian tempat.
          Jenis dan persebaran flora di muka bumi dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu sebagai berikut:
1.    Faktor Fisik, yaitu: Iklim, Tanah, Relief, dan Keadaan air.
2.    Faktor Biotik (Makhluk Hidup), yaitu: Manusia dan Hewan.
b.      Fauna Indonesia
          Fauna dapat diartikan sebagai dunia hewan. Persebaran fauna di Indonesia berkaitan dengan sejarah geologis Kepulauan Indonesia. Menurut Alfred Russel Wallace, terdapat perbedaan sebaran binatang di Indonesia. Klasifikasi persebaran fauna di Indonesia dikenal dengan sebutan kralsifikasi garis wallace. Menurut klasifikasi ini Indonesia memiliki dua sebaran hewan, yaitu: a) di bagian barat merupakan daerah dengan jenis hewan berasal dari Benua Asia; dan b) bagian timur adalah daerah dengan jenis hewan dari Benua Australia. Namun dalam klasifikasi ini dibagi lagi oleh Wallace menjadi tiga tipe fauna, yaitu: tipe Asiatis, Asiatis-Australis (Peralihan), dan Australis. Pada perkembangannya Garis Wallace disempurnakan lagi oleh Weber menjadi lebih detil. Ahli binatang lain ialah Lydekker, yang menentukan batas barat fauna Australia dengan menggunakan garis kontur kedalaman laut antara 180-200 meter sekitar Paparan Sahul dan Paparan Sunda.

          Terdapat dua faktor yang memengaruhi persebaran fauna di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
1.   Sejarah Geologi
          Secara geologis, Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu Dangkalan Sunda (Indonesia bagian barat), Dangkalan Sahul (Indonesia bagian timur), dan laut tengah (Indonesia bagian tengah).
2.      Relief Permukaan Bumi
          Tinggi rendahnya relief permukaan bumi di Indonesia yang tidak sama, turut berpengaruh terhadap persebaran fauna di Indonesia. Penggolongan fauna di Indonesia secara geologis dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.   Fauna Indonesia Bagian Barat (Asiatis)
Fauna Indonesia bagian barat meliputi hewan-hewan yang mirip dengan hewan-hewan di Asia.
b.   Fauna Indonesia Bagian Tengah (Peralihan)
Fauna yang terdapat di daerah ini memiliki cirri khusus yang berbeda dengan fauna Asia dan Australia karena merupakan peralihan dari fauna Asiatis dan fauna Australis. Contoh : komodo, kuskus, dan anoa.
c.      Fauna Indonesia Bagian Timur (Australis)
Fauna Indonesia bagian timur meliputi hewan-hewan yang mirip dengan hewan-hewan di Australia, seperti burung kasuari, cendrawasih, dan kangguru.


Penipisan Lapisan Ozon


Penipisan Lapisan Ozon
Kerusakan lapisan ozon dalam waktu terakhir ini meningkat pesat.  Kondisi ini mengharuskan manusia lebih waspada untuk beberapa waktu ke depan. Rusaknya lapisan ozon membuat sinar ultraviolet-B berbahaya bisa masuk melewati atmosfer. Sinar inilah yang menyebabkan kanker kulit, katarak, dan kerusakan sistem kekebalan tubuh. Meski demikian ternyata Ozon juga bermanfaat bagi kehidupan manusia khususnya dalam kepentingan industri dan kesehatan.
Melalui perjanjian Montreal Protocol dari PBB, beberapa zat kimia dilarang digunakan karena keberadaanya bisa bertahan lama di atmosfer hingga puluhan tahun. Perjanjian Montreal Protocol 1987 melarang penggunaaan zat Chlorofluorocarbon (CFC) yang banyak digunakan pada lemari es. WMO memaparkan data ini di ajang tahunan European Geosciences Union (EGU) di Vienna, Austria. Tingkat kerusakan lapisan ozon di musim dingin tergantung pada kondisi meteorologi.
Pengertian Ozon
            Ozon terdiri dari tiga molekul oksigen dan amat berbahaya pada kesehatan manusia. Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya ultraviolet dengan atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan ozon pada ketinggian 50 kilometer.
Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 19 sampai 48 km (12 sampai 30 mil) di atas permukaan Bumi yang mengandung molekul-molekul ozon. Konsentrasi ozon di lapisan ini mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet Matahari terhadap molekul-molekul oksigen. Peristiwa ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran molekul-molekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon relatif stabil.
Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya bila terhisap dan dapat merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di Bumi karena ia melindunginya dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker.  Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas permukaan bumi yang dikenal sebagai lapisan ozon. Ozon dihasilkan dengan berbagai persenyawaan kimia, tetapi mekanisme utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga sinar ultraviolet (UV) dari matahari. Ozon (O3) dihasilkan apabila O2 menyerap sinar ultraviolet pada jarak gelombang 242 nanometer dan disingkirkan dengan fotosintesis dari sinar bagi jarak gelombang yang besar dari 290 nm. O3 juga merupakan penyerap utama sinar UV antara 200 dan 330 nm. Penggabungan            proses-proses ini efektif dalam meneruskan kekonstanan bilangan ozon dalam
lapisan dan penyerapan 90% sinar UV.
Ozon amat mengkakis dan dipercayai sebagai bahan beracun dan bahan cemar biasa. Ozon mempunyai bau yang tajam, menusuk hidung. Ozon juga terbentuk pada kadar rendah dalam udara akibat arus listrik seperti kilat, dan oleh tenaga tinggi seperti radiasi eletromagnetik. UV dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerusakan genetik. Peningkatan tingkat UV juga mempunyai dampak kurang baik terhadap sistem imunisasi hewan, organisme akuatik dalam rantai makanan, tumbuhan dan tanaman. Penyerapan sinar UV berbahaya oleh ozon stratosfer amat penting untuk seluruh bumi.
Ozon di muka bumi terbentuk oleh sinar ultraviolet yang menguraikan molekul
O3 membentuk unsur oksigen. Unsur oksigen ini bergabung dengan molekul yang tidak terurai dan membentuk O3. Kadangkala unsur oksigen akan bergabung dengan N2 untuk membentuk nitrogen oksida; yang apabila bercampur dengan cahaya mampu membentuk ozon.
Ozon adalah salah satu gas yang membentuk atmosfer. Molekul oksigen (O2)
yang dengannya kita bernafas membentuk hampir 20% atmosfer. Pembentukan ozon
(O3), molekul triatom oksigen kurang banyak dalam atmosfer di mana kandungannya
hanya 1/3.000.000 gas atmosfer.
Manfaat Ozon
Ozon digunakan dalam bidang pengobatan untuk mengobati pasien dengan cara terawasi dan mempunyai penggunaan yang meluas seperti di Jerman. Di antaranya ialah untuk perawatan kulit terbakar.
Sedangkan dalam perindustrian, ozon digunakan untuk mengenyahkan kuman sebelum dibotolkan (antiseptik), menghapuskan pencemaran dalam air (besi, arsen, hidrogen sulfida, nitrit, dan bahan organik kompleks yang dikenal sebagai warna), membantu proses flokulasi (proses pengabungan molekul untuk membantu penapis menghilangkan besi dan arsenik), mencuci, dan memutihkan kain (dipaten), membantu mewarnakan plastik atau menentukan ketahanan getah.
Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas permukaan
bumi yang dikenal sebagai
lapisan ozon. Ozon terhasil dengan berbagai
percampuran kimiawi, tetapi mekanisme utama penghasilan dan perpindahan dalam
atmosfer adalah penyerapan tenaga sinar ultraviolet (UV) dari matahari.
Ozon (O3) dihasilkan apabila O2 menyerap sinar UV pada jarak
gelombang 242 nanometer dan disingkirkan dengan fotosintesis dari sinar bagi
jarak gelombang yang besar dari 290 nm. O3 juga merupakan penyerap
utama sinar UV antara 200 dan 330 nm. Penggabungan proses-proses ini efektif
dalam meneruskan ketetapan bilangan ozon dalam lapisan dan penyerapan 90% sinar
UV. UV dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerusakan genetik.
Peningkatan tingkat UV juga mempunyai dampak kurang baik terhadap sistem
imunisasi hewan, organisme akuatik dalam rantai makanan, tumbuhan dan tanaman.
Penyerapan sinaran UV berbahaya oleh ozon stratosfer amat penting untuk
semua hidupan di bumi. Jumlah ozon dalam atmosfer berubah menurut lokasi geografi
dan musim. Ozon ditentukan dalam satuanDobson (Du) di mana, sebagai contoh, 300 Du setara dengan 3 mm tebal lapisan ozon yang tulen jika dimampatkan ke tekanan permukaan laut. Sebagian besar ozon stratosfer dihasilkan di kawasan tropis dan diangkut ke ketinggian yang tinggi dengan skala-besar putaran atmosfer semasa musim salju hingga musim semi. Umumnya kawasan tropis memiliki ozon yang rendah.

Penyebab Menipisnya Lapisan Ozon
Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah chlorofluorokarbon (CFC) buatan manusia yang meningkatkan kadar penipisan ozon menyebabkan kemerosotan berangsur-angsur dalam tingkat ozon global. CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, dalam kulkas, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan busa dan bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik. Masa hidup CFC berarti 1 molekul yang dibebaskan hari ini bisa ada 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan. Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 sampai 50 km). Di atas lapisan ozon utama, pertengahan julat ketinggian 20 sampai 25 km, kurang sinar UV diserap oleh ozon. Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan UV, dan membebaskan atom klorin. Atom klorin ini juga berupaya untuk memusnahkan ozon dan menghasilkan lubang ozon.
Para ilmuan sangat khawatir ketika mereka menemukan bahwa bahan kimia chloro fluoro karbon (CFC) yang biasa digunakan sebagai media pendingin dan gas pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadap lapisan ini. Bila dilepas ke atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar Matahari yang menyebabkan klorin dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul ozon. Setiap satu molekul CFC mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon. Oleh karena itu, penggunaan CFC dalam aerosol dilarang di Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia lain seperti bromin halokarbon, dan juga nitrogen oksida dari pupuk, juga dapat menyerang lapisan ozon.
Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia, merusak tanaman pangan tertentu, memengaruhi plankton yang akan berakibat pada rantai makanan di laut, dan meningkatnya karbondioksida. Dan sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer membantu terjadinya kabut campur asap, yang berkaitan dengan iritasi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi mereka yang menderita masalah kardiopulmoner.
Pada awal tahun 1980-an, para peneliti yang bekerja di Antartika mendeteksi hilangnya ozon secara periodik di atas benua tersebut. Keadaan yang dinamakan lubang ozon (suatu area ozon tipis pada lapisan ozon) ini, terbentuk saat musim semi di Antartika dan berlanjut selama beberapa bulan sebelum menebal kembali. Studi-studi yang dilakukan dengan balon pada ketinggian tinggi dan satelit-satelit cuaca menunjukkan bahwa persentase ozon secara keseluruhan di Antartika sebenarnya terus menurun. Penerbangan-penerbangan yang dilakukan untuk meneliti hal ini juga memberikan hasil yang sama.
Pada tahun 1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindungan terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat. Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak 1990 diusulkan oleh Komunitas Eropa (sekarang Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden AS George Bush. Pada Desember 1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi pestisida metil bromida di negara-negara maju. Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan pengurangan lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun 2000. CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun 1995 dan dihentikan secara bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010. Hidrofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila dibandingkan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti CFC, hingga 2020 pada negara maju dan 2016 di negara berkembang. Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, pada tahun 1991, National Aeronautics and Space Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer. Satelit dengan berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km (372 mil) untuk mengukur variasi ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di atas.
Dilihat dari penyebab menipisnya lapisan ozon dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
1. CFC. 
Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, misalnya dengan :

2.  Banyaknya volume kendaraan yang ada di bumi sangan berakibat negatif pada lapisan ozon. Karbon monoksida yang dihasilkan oleh kendaraan dapat merusak lapisan ozon. Semakin lama, volume kendaraan semakin banyak, semakin banyak pula gas karbon monokida yang di keluarkan, bisa dibayangkan keadaan lapisan ozon beberapa tahun kedepan bila volume kendaraan semakin hari semakin bertambah

3.  Penggundulan hutan secara besar2an sangat berakibat buruk pada kualitas udara yang ada di bumi. Gas2 karbon yang merusak lapisan ozon tidak lagi diserap oleh tumbuhan. Sehingga apa lagi yang harus diandalkan untuk menyerap gas2 tersebut untuk membantu mengurangi kerusakan ozon dan tentunya menghasilkan oksigen bagi makhluk hidup?


4.  Pada bidang pertanian, penerimaan sinar ultra violet pada tanaman dapat memusnahkan hasil tanaman utama dunia. Hasil kajian menunjukkan hasil tanaman seperti 'barli' dan 'oat' menunjukkan penurunan karena penerimaan sinar radiasi yang semakin tinggi. Tanaman
diperkirakan akan mengalami kelambatan pertumbuhan, bahkan akan cenderung kerdil, sehingga merusak hasil panen dan hutan-hutan yang ada.

 5.  Pada hewan,  Radiasi penuh ini juga dapat mematikan anak-anak ikan, kepiting dan udang di lautan, serta mengurangi jumlah plankton yang menjadi salah satu sumber makanan kebanyakan hewan-hewan laut. Kerusakan lapisan ozon juga memiliki pengaruh langsung pada pemanasan bumi yang sering disebut sebagai "efek rumah kaca". Usaha-usaha untuk mencegah penipisan ozon menjadi mulai dilakukan bersama oleh semua negara di dunia. Usaha itu pun telah di galakkan secara serius melalui UNEP (United Nation Environment Programme) salah satu organisasi PBB yang bergerak dibidang program perlindungan lingkungan dan alam.

6.  Asap yang dihasilkan oleh pabrik juga amat sangat berpengaruh dalam memperparah kerusakan lapisan ozon. Sama hal nya seperti asap kendaraan. Gas yang dikeluarkan dapat merusak lapisan ozon,amat mencemari udara, belum lagi limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan pabrik, dapat merusak lingkungan.
Dampak Penipisan Lapisan Ozon
Ozon di atmosfer bawah menyebabkan banyak kerugian berupa gangguan kesehatan, ekologi, dan pertanian. Apabila lapisan ozon bocor dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti:
1.    meningkatnya penyakit kanker kulit.
2.    katarak pada manusia.
3.    merusak tanaman pangan tertentu.
4.    memengaruhi plankton yang akan berakibat pada rantai makanan di laut.
5.    dan meningkatnya karbondioksida.

Pencairan gunung es juga bisa menjadi dampak penipisan lapisan ozon seperti lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan ‘lubang’ tersebut terjadi setiap bulan September dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim panas.
Mencegah Agar Ozon Tidak Menipis
Beberapa langkan yang dapat dilakukan untuk menjaga lapisan ozon adalah dengan melakukan kegiatan ramah ozon atau ozone friendly dan sosialisasi untuk mengubah perilaku manusia secara bertahap. Upaya ini harus selalu menerapkan prinsip 4R, yaityu melakukan: reduce, reuse, recycle, replace/replant. Langkah-langkah lain:
 - Kurangi pemakaian barang-barang yang mengandung CFC atau Freon. Seperti:
a)    mengurangi pemakaian pada mesin pendingin (AC dan kulkas).
b)    Mengurangi produk berbentuk spray (semprot) dan busa plastik.
c)    membatasi produksi dan penggunaan produk yang berbahaya dan beracun.
  -Di rumah dan perkantoran, minimalkan jumlah Air Conditioner yang digunakan.
-Diperlukan desain arsitektur yang lebih baik sehingga udara segar dapat masuk dengan   leluasa ke dalam    ruangan kantor atau kamar tidur sehingga keperluan AC bisa dikurangi.
- Sesuaikan kapasitas kulkas dengan dengan kebutuhan sehingga lebih efektif.