Sabtu, 13 Oktober 2012

ADAPTASI

      (L. Adaptare = menyesuaikan kepada, mencocokkan diri) Suatu proses penyesuaian diri organisme terhadap lingkungannya, mencakup tiga jenis, yaitu:

1. Adaptasi Morfologis
      Suatu jenis adaptasi yang menyangkut perubahan bentuk struktur tubuhnya disesuaikan dengan lingkungan hidupnya. Misalnya: ikan bergerak dengan sirip, karena alat gerak yang cocok untuk hidup di perairan adalah sirip, sedangkan hewan yang hidup di darat bergerak dengan kaki-kakinya. Pada golongan tumbuhan yang hidup di rawa pantai, memiliki buah/biji yang sudah berakar sebelum jatuh ke lumpur pantai agar dapat terus tumbuh di lingkungan tersebut, seperti golongan Rhizophora (tumbuhan bakau).

2. Adaptasi Fisiologis
       Suatu jenis adaptasi menyangkut perubahan kerja faal organ tubuh disesuaikan dengan lingkungan hidupnya. Misalnya, golongan Amphibia semasa larva yang hidup di air bernapas dengan insang, sedangkan setelah dewasa hidup di darat bernapas dengan paru-paru. Paru-paru mengandung atau terdiri dari jutaan gelombang udara (alveoli), guna menampung oksigen yang dihisap dari udara luar lewat saluran pernapasan. Alveoli yang berselaput tipis ini mengandung kapiler darah sehingga memudahkan difusi oksigen ke dalam kapiler darah, lalu oksigen diikat oleh hemoglobin (Hb) darah:
Hb+O2  =  HbO2 untuk diangkat ke seluruh jaringan yang hidup.
       Pada tanaman eceng gondok memiliki tangkai daun yang menggelembung berisi rongga udara untuk melancarkan penguapan di samping sebagai alat mengapung di air.

3. Adaptasi Perilaku
        Suatu jenis penyesuaian diri pada makhluk ditunjukkan oleh perilakunya disebabkan oleh lingkungan. Contohnya, perubahan warna tubuh bunglon terhadap lingkungan di mana ia berada; bunglon berwarna hijau jika berada di daun-daunan, dan berwarna hitam keabu-abuan jika berada di tanah.
Contoh lainnya, lumba-lumba memiliki kebiasaan meloncat-loncat di atas permukaan air untuk menghirup udara, karena ia bernapas menggunakan paru-paru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar